Peningkatan Kesehatan Remaja Melalui Inisiasi Posyandu Remaja Oleh KKN Tematik FK UNS Desa Nglebak

Peningkatan Kesehatan Remaja Melalui Inisiasi Posyandu Remaja Oleh KKN Tematik FK UNS Desa Nglebak

Remaja merupakan individu yang mengalami masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja memiliki rentang usia dari 10-18 tahun. Menurut data BPS tahun 2022, kelompok usia ini menyumbang hampir seperempat penduduk di Indonesia. Kondisi remaja yang ada pada saat ini memberikan gambaran mengenai masa depan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kualitas dari para remaja ini harus senantiasa diperhatikan. Untuk mewujudkan hal ini, Tim 229 KKN Tematik FK UNS Desa Nglebak menginisiasi pembentukan posyandu remaja di Desa Nglebak. Tim KKN ini terdiri dari 10 mahasiswa S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2020 yang sedang menjalani penugasan KKN Tematik di Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Pembentukan posyandu remaja diinisiasi oleh Tim KKN 229 dengan dibantu pihak Puskesmas Tawangmangu dan para kader kesehatan Desa Nglebak. Dengan bantuan berbagai pihak tersebut, kegiatan Posyandu Remaja Desa Nglebak dapat dilaksanakan di Balai Desa Nglebak pada hari Sabtu (29/07/2023). Posyandu remaja ini dihadiri oleh 49 orang remaja Desa Nglebak yang berasal dari 8 dukuh di Desa Nglebak. Latar belakang di inisiasinya posyandu remaja di Desa Nglebak adalah sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kesehatan para remaja di Desa Nglebak. Upaya ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan sosialisasi materi kesehatan remaja.

Kegiatan posyandu remaja Desa Nglebak diawali dengan sesi pemaparan materi oleh Tim KKN 229. Materi yang disampaikan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan remaja. Materi pertama adalah Kesehatan Reproduksi, hal ini mengingat pentingnya remaja mengetahui cara menjaga kesehatan organ reproduksi dan mencegah tertularnya IMS atau Infeksi Menular Seksual.

Kemudian dilanjutkan dengan materi mengenai Narkotika dan Rokok terkait bahaya dan bagaimana menghindarinya. Kedua hal ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan di kalangan remaja. Dapat dilihat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2021 menjelaskan bahwa penggunaan narkoba berada di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% berstatus sebagai pemakai, sedangkan 47,1% berperan sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir. Di sisi lain, berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul “Statistik Pemuda Indonesia 2022”, remaja perokok aktif setiap hari mencapai 22,04 persen. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan kedua hal tersebut pada remaja bisa menyebabkan rusaknya generasi bangsa.

Materi terakhir yang diberikan adalah anemia defisiensi besi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Kemenkes RI tahun 2018, prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 32%. “Persentase cukup besar menjadi alasan kami, kelompok KKN 229 mengambil materi ini untuk diberikan pada posyandu remaja” ucap Arya, ketua kelompok KKN 229.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan remaja. Tim KKN 229 bekerja sama dengan Puskesmas Tawangmangu melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan antropometri, gula darah, serta kadar hemoglobin bagi remaja putri. Pemeriksaan bertujuan untuk mengukur IMT, skrining diabetes dan anemia pada remaja Desa Nglebak. Setelah pemeriksaan dilakukan, para remaja melakukan konsultasi mengenai hasil pemeriksaan dan diberikan tablet tambah darah bagi remaja putri yang memilki kadar hemoglobin kurang dari normal.

Keberjalanan program ini tidak lain karena bantuan dari Pemerintah Desa, Puskesmas Tawangmangu, dan kelompok KKN 229 yang mengharapkan remaja-remaja di Desa Nglebak dapat menjadi remaja yang memiliki harapan hidup yang tinggi dan masa depan yang cerah.