Edukasi dan Inisiasi Peer-Educator Kesehatan Reproduksi oleh KKN FK UNS Desa Miri
Pendidikan seks merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan pemahaman
tentang perubahan yang terjadi baik secara biologis, psikologis, maupun psikososial terhadap
pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan manusia. Komnas Perempuan mencatat terdapat 59.709 permohonan dispensasi pernikahan dini yang terjadi sepanjang tahun 2021 dengan 80% diantaranya tidak dapat ditolak oleh pengadilan karena alasan telah terjadi kehamilan. Di Kabupaten Wonogiri, 77 anak tercatat melakukan pernikahan dini dimana 21 diantaranya terjadi karena anak telah mengalami kehamilan tak diinginkan. Berdasarkan jenjang pendidikan, sebanyak 47 siswa SMP mendominasi jumlah tersebut. BKKBN mengatakan kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi menjadi salah satu kunci yang menyebabkan maraknya kasus tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat masih menganggap bahwa pendidikan seksual merupakan hal yang tabu untuk dibahas, bahkan dalam lingkup formal seperti institusi pendidikan. Dikutip dari Parapuan.co, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebutkan bahwa pergeseran sosial akibat penggunaan teknologi yang tidak bijaksana, alasan ekonomi dan budaya menjadi faktor yang paling berperan dibalik tingginya kasus tersebut.
Maraknya seks bebas, kehamilan yang tak diinginkan serta pernikahan dini merupakan beberapa permasalahan terkait remaja yang memiliki dampak luas. Upaya preventif diperlukan untuk mencegah bertambahnya permasalahan kependudukan. Oleh karena itu, kelompok KKN 241 FK UNS di Desa Miri, Wonogiri melaksanakan program edukasi pra-nikah, kesehatan reproduksi dan inisiasi pembentukan peer educator di SMPN 2 Kismantoro untuk memperluas dan memperdalam pemahaman remaja di daerah tersebut mengenai pentingnya mengenal dan menjaga organ reproduksi, serta menekankan risiko yang mungkin terjadi akibat melakukan seks bebas. Edukasi yang diberikan juga mencakup isu terkait pencegahan kekerasan seksual dan pernikahan dini.
Bekerja sama dengan perangkat desa dan pengajar di SMPN 2 Kismantoro, program ini berjalan sepanjang Juli 2023. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pemaparan materi yang diawali dan ditutup dengan pre-test dan post-test, sesi tanya jawab, focus group discussion (FGD), dan pemilihan kandidat peer educator. Sebanyak 15 dari 85 siswa terpilih untuk mengikuti pembekalan yang dilaksanakan secara tatap muka. Peer educator merupakan agen yang berperan penting dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan antar teman sebaya. Materi dalam kegiatan pembekalan terangkum dalam modul yang berisi beberapa topik, diantaranya menganai bagaimana mengenal diri sendiri dan peran remaja dalam lingkungan,, membangun self-awareness, relasi dengan orang lain, dan batasan diri, mempelajari fungsi organ dan cara merawat kesehatan sistem reproduksi, pubertas dan perubahan biopsikososial yang terjadi, adiksi internet dan penggunaan teknologi secara bijaksana, penyakit menular seksual dan risiko kehamilan dini, hingga bentuk-bentuk kekerasan, terutama kekerasan seksual berbasis gender. Seluruh materi disampaikan dalam 5 kali pertemuan tatap muka dan diskusi yang dilakukan melalui group chat.
Kegiatan pembekalan ini disambut dengan respon yang sangat positif. Para siswa menunjukkan antusiasmenya selama proses training berlangsung. Metode penyampaian materi tidak hanya berlangsung satu arah. Para siswa mendapatkan kesempatan untuk menceritakan pengalaman dan membagikan pendapatnya terkait isu tertentu, melakukan role play, dan berkonsultasi mengenai permasalahan kesehatan atau sosial yang dihadapinya.
Training peer educator di SMPN 2 Kismantoro
Pelantikan peer educator SMPN 2 Kismantoro
Senin, 31 Juli 2023, bersama dengan kepala sekolah SMPN 2 Kismantoro, 15 siswa resmi dilantik sebagai peer educator kesehatan reproduksi. Kelompok KKN 241 FK UNS berharap program yang telah diinisiasi dapat berjalan dengan berkelanjutan melalui terbentuknya pengajar sebaya. Dengan membawa misi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dan pencegahan kekerasan seksual, diharapkan angka permasalahan dapat menurun dan kualitas remaja di Desa Miri, Kecamatan Kismantoro menjadi lebih baik.
Sumber Literatur: