Empat Program Berantas Stunting Bersama Tim KKN Tematik FK UNS Desa Jenggrik
Stunting merupakan salah satu permasalahan yang masih terus dihadapi oleh Indonesia,
begitupun di Desa Jenggrik, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Penelitian yang
dilakukan Tim KKN Tematik FK UNS bersama tenaga kesehatan setempat pada 5 Posyandu
di Desa Jenggrik mengungkap angka balita yang memiliki status gizi kurang dari normal
sebesar 12,96%. Hal itu tentu saja dapat dikatakan bahwa Desa Jenggrik berada dalam ancaman
stunting yang cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data tersebut, tim KKN Tematik FK UNS berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan setempat untuk melakukan langkah intervensi mempercepat penurunan stunting
dengan melakukan empat program yang berfokus pada pencegahan. Sasaran program-program
tersebut tidak hanya menyasar ibu maupun balita saja, namun juga menjamah populasi remaja.
Program-Program tersebut antara lain:
1. Penyuluhan
Penyuluhan yang dilakukan meliputi materi stunting, ASI & MPASI, dan makanan
bergizi seimbang yang menargetkan populasi ibu-ibu dengan balita dan ibu hamil di
Desa Jenggrik. Dengan adanya program penyuluhan, Tim KKN berharap dapat
menambah pengetahuan kepada ibu-ibu mengenai pentingnya pencegahan stunting.
Hal ini ditandai dengan lebih pahamnya ibu-ibu di kelas ibu hamil dan balita tentang
pentingnya pencegahan stunting, ASI & MPASI serta manajemen laktasi, dan
pemenuhan makanan bergizi seimbang bagi buah hati.
2. Bantar Sejajar (Balita Pintar & SD Belajar)
Pengenalan dan pencegahan stunting dapat dilakukan sejak dini, oleh karenanya
melalui program ini, Tim KKN Desa Jenggrik menargetkan populasi anak-anak sebagai
targetnya. Dalam praktiknya, balita diajak mengenal makanan bergizi melalui media
mewarnai berbagai macam gambar makanan bergizi. Sedangkan untuk anak SD
dilakukan proses edukasi dengan media yang menarik serta dilakukan lomba cerdas
cermat untuk memacu siswa belajar lebih lanjut. Melalui program ini, didapatkan hasil
siswa-siswa di SD Jenggrik menjadi lebih paham akan stunting dan makanan bergizi
yang ditandai dengan hasil yang memuaskan saat mengikuti perlombaan cerdas cermat
antar SD.3. Penilaian Status Gizi Balita
Status Gizi Balita harus terus dipantau dengan baik, oleh sebab itu melalui program ini
tim KKN berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat untuk menilai status gizi
pada balita melalui program posyandu balita. Dari total 8 posyandu, Tim KKN Desa
Jenggrik melakukan olah data pada 5 posyandu dan mendapatkan hasil persentase balita
dengan status gizi kurang dan buruk sebesar 12,96%. Angka ini termasuk tinggi
sehingga para kader posyandu perlu untuk lebih peduli mengenai ancaman stunting di
Desa Jenggrik.
4. Pelatihan Posyandu Remaja
Ir. Soekarno pernah berkata “ Beri aku seribu orang tua dan akan kucabut semeru dari
akarnya, beri aku sepuluh pemuda dan akan kuguncang dunia”. Ungkapan tersebut
mengindikasikan pentingnya pemuda dalam rangka membangun bangsa. Hal tersebut
juga diyakin oleh tim KKN untuk melibatkan pemuda Desa Jenggrik dalam misi
memberantas stunting. Tim KKN berusaha untuk memberikan pelatihan kepada
pemuda di Posyandu Remaja terkait stunting dan pelatihan antropometri sederhana.
Harapan dari program ini adalah menumbuhkan minat dan semangat dari pemuda untuk
turut serta mengawal stunting di Desa Jenggrik di kemudian hari. Hasil yang diperoleh
pun cukup memuaskan, didapatkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai
stunting dan seputar antropometri sebesar 33,33% setelah dilakukan pelatihan.