Mahasiswa KKN FK UNS Gencarkan Edukasi Pencegahan Stunting di Desa Bandung, Sragen

Mahasiswa KKN FK UNS Gencarkan Edukasi Pencegahan Stunting di Desa Bandung, Sragen

Desa Bandung merupakan salah satu lokasi fokus (lokus) stunting yang menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Sragen. Dalam upaya penurunan stunting secara menyeluruh, tim KKN Desa Bandung menggencarkan kegiatan edukasi pencegahan stunting dengan fokus sasaran kegiatan meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi intervensi gizi spesifik dan sensitif yang merupakan langkah upaya pemerintah dalam menurunkan stunting.

Intervensi gizi spesifik yang dilakukan antara lain edukasi stunting pada kader posyandu yang dihadiri 40 orang. Kemudian edukasi stunting pada ibu balita, pengukuran tinggi/panjang dan berat badan, edukasi gizi seimbang pada ibu hamil; ibu menyusui; dan ibu balita, serta edukasi pengolahan makanan bergizi MPASI yang dilakukan pada empat posyandu, yaitu posyandu Kreteg, Kendal, Jetis, dan Sogo dengan total 92 balita. Dari hasil pengukuran tersebut ditemukan tiga anak stunting, yaitu dua anak di Posyandu Jetis dan satu anak di Posyandu Kreteg.

Edukasi pengolahan makanan bergizi MPASI juga dilakukan pada 39 ibu PKK, kunjungan 4 ibu hamil dan 1 ibu menyusui bersama TPK, serta kunjungan 3 rumah ibu dengan anak stunting. Mahasiswa juga memberikan jus buah apel dan semangka sebagai

salah satu inovasi pengolahan buah bagi anak yang kesulitan mengonsumsi sayur dan buah.

Selanjutnya, mahasiswa melakukan intervensi gizi sensitif berupa edukasi terkait PHBS secara umum pada warga saat acara GERMAS dan saat kunjungan 3 rumah ibu dengan anak stunting. Aksi nyata mahasiswa dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk sebagai upaya meningkatkan sanitasi yang merupakan salah satu indikator dari PHBS. Kegiatan tersebut dilakukan di RT yang terkonfirmasi kasus DBD terbanyak di Desa Bandung, yaitu RT 13 dan 14. Selain itu, mahasiswa juga melakukan edukasi kebersihan gigi dan mulut balita di posyandu Kendal dan Sogo dengan total 57 balita. Hal ini merupakan kali pertama dan dilanjutkan dengan pembagian sikat gigi gratis.

Tim KKN desa Bandung tidak hanya berfokus pada masalah pertumbuhan saja, tetapi juga pada perkembangan anak. Oleh karena itu, mahasiswa juga melakukan edukasi terkait stimulasi dini di posyandu Jetis pada 12 ibu balita yang hadir. Hal ini dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan orangtua terkait perkembangan    anak.     Kegiatan     tersebut    juga dilakukan pada kunjungan 3 rumah ibu dengan anak stunting. Selain stimulasi dini, edukasi pola asuh juga diberikan pada saat kunjungan anak dengan sindrom Threacher Collins. Kegiatan terakhir yang dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini adalah edukasi kesehatan reproduksi pada remaja di 2 SMP dan 1 SMK, serta pada pertemuan orangtua yang memiliki remaja di Desa Bandung sebanyak 2 kali.

Itulah    kegiatan    edukasi    yang     digencarkan mahasiswa KKN FK UNS dalam upaya penurunan stunting.    Diharapkan     kegiatan    tersebut    dapat meningkatkan pengetahuan terkait stunting dan langkah pencegahannya secara dini bagi warga Desa Bandung. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas