Mahasiswa FK UNS memanfaatkan Daun Kelor untuk menurunkan kejadian stunting di Desa Gumukrejo, Boyolali, Jawa Tengah

Mahasiswa FK UNS memanfaatkan Daun Kelor untuk menurunkan kejadian stunting di Desa Gumukrejo, Boyolali, Jawa Tengah

Program Studi Kedokteran , Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret tahun ini mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi Mahasiswa S1 Program Studi Kedokteran dengan tema KKN Tematik Percepatan Penurunan Stunting. Salah satu kelompok mahasiswa yang ikut serta dalam program KKN adalah kelompok mahasiswa di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa tengah. Salah satu program kerja KKN yang dilaksanakan di Desa Gumukrejo adalah pemanfaatan daun kelor sebagai upaya untuk menurunkan stunting yang dilaksanakan pada hari Rabu, (3/8/2022).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah Bu Lurah desa Gumukrejo yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa KKN, Bu Lurah, dan Ibu- Ibu PKK yang berjumlah sekitar 30 orang dalam acara perkumpulan ibu PKK di……

Acara kegiatan dimulai dengan sambutan oleh Bu Lurah sebagai selaku penyelenggara acara pada hari tersebut.

Setelah sambutan, rangkaian kegiatan selanjutnya yaitu edukasi kepada ibu-ibu PKK oleh mahasiswa KKN. Edukasi dibawakan oleh mahasiswa KKN FK UNS : Graviela Kosuhary dan Hanimar Chania. Pemberian edukasi dilakukan menggunakan media edukasi berupa poster yang berisi pemaparan materi terkait stunting dan khasiat daun kelor. Selain itu, mahasiswa KKN juga memberikan materi edukasi mengenai pemanfaatan daun kelor untuk menurunkan stunting melalui pengolahan daun kelor sebagai pudding. Pemilihan daun kelor untuk dimanfaatkan sebagai upaya penurunan stunting di desa gumukrejo karena melihat potensi daun kelor di desa. Banyak sekali tanaman kelor yang ditemui dan tumbuh di sekitar desa. Banyaknya daun kelor di desa ternyata . Daun kelor yang melimpah di desa ternyata tidak banyak dimanfaatkan oleh warga desa sehingga daun kelor hanya dibiarkan tumbuh liar, biasanya daun kelor hanya dijadikan untuk memandikan jenazah dan sumber makanan untuk hewan ternak. Dari hasil perbincangan dengan Bapak Kepala Sekolah SDN 1 Gumukrejo dan beberapa warga desa, mereka mengatakan rendahnya pemanfaatan daun kelor karena kurangnya pengetahuan masyarakat terkait khasiat daun kelor. Ternyata gizi yang terkandung dalam daun kelor tidak sekecil daunnya. Daun kelor mengandung potassium 3 kali lebih banyak dari pisang, kalsium 4 kali lebih banyak dari susu, vitamin C 7 kali lebih banyak dari jeruk, vitamin A 4 kali lebih banyak dari wortel, dan protein 2 kali lebih banyak dari telur.

Pengolahan daun kelor menjadi pudding juga sangat mudah dan sederhana seperti membuat agar-agar atau pudding pada umumnya, hanya saja ditambahkan sari daun kelor dan susu untuk memperlezat rasa. Harapannya para ibu mudah untuk membuat makanan tersebut dan anak-anak tertarik untuk mengonsumsinya dibandingkan jika daun kelor hanya diolah sebagai sayur bening seperti yang biasa di masak oleh ibu-ibu di desa Gumukrejo sehingga dapat meningkatkan gizi anak-anak di desa gumukrejo dan mencegah terjadinya stunting.

Pada akhir setiap sesi, mahasiswa membuka sesi tanya jawab dan para ibu yang hadir menunjukkan antusiasmenya melalui pertanyaan yang melimpah terkait materi yang telah dijelaskan. Diakhir acara setelah pemaparan materi selesai, mahasiswa KKN membagikan pudding daun kelor yang telah dibuat oleh mahasiswa kepada ibu PKK yang hadir