Angka Stunting Tinggi, Tim KKN Tematik Desa Plosorejo Berdayakan Remaja melalui Inisiasi & Pembinaan Posyandu Remaja
Sembilan mahasiswa Prodi S1 Kedokteran FK UNS, yang tergabung dalam Kelompok 243 KKN Tematik UNS ‘Membangun Kesehatan Desa’ berhasil menginisiasi pembentukan dan pembinaan Posyandu Remaja di Desa Plosorejo, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program kerja yang dicanangkan oleh tim KKN tematik 243 dengan fokus utama percepatan penurunan angka stunting di Desa Plosorejo. Inisiasi pembentukan dan pembinaan posyandu dilakukan dengan membentuk susunan posyandu remaja dan memberikan pembinaan pada 80 remaja mengenai kesehatan reproduksi, pubertas, cara merawat kebersihan alat kelamin, serta peran dan potensi generasi muda dalam membangun kemajuan dan kesejahteraan desa. Rangkaian kegiatan meliputi empat acara inti; pembentukan Posyandu remaja; pelatihan kader; pembinaan & edukasi remaja; dan pengecekan kesehatan yang dilaksanakan dalam dua hari, Sabtu (29/7) & Minggu (30/7) 2023.
Realisasi Program ini salah satunya dilandasi oleh tingginya angka stunting dan pernikahan dini di Kabupaten Wonogiri. Menurut data SSGI tahun 2021, terdapat 222 anak stunting di Kabupaten Wonogiri dengan persentase sebanyak 14,0%. Sementara untuk kasus pernikahan dini di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2023, terdapat 77 kasus pernikahan dini dan 21 diantaranya dalam kondisi hamil yang dikhawatirkan dapat menjadi faktor timbulnya orangtua yang tidak siap secara mental maupun fisik dalam mengasuh dan memberikan nutrisi yang adekuat pada anak. Inisiasi program posyandu remaja ini diharapkan dapat menjadi upaya mendukung dalam menyukseskan program pemerintah Wonogiri pada mencapai target Zero stunting pada tahun 2024.
Pada hari pertama pelaksanaan, Sabtu (29/7), bertempat di kediaman Kepala Desa Plosorejo telah dilaksanakan pembentukan posyandu remaja. Kegiatan yang diselenggarakan oleh tim KKN tematik 243 tersebut dihadiri oleh bapak & ibu kepala desa, kader senior, serta 7 orang calon pengurus posyandu remaja. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh mahasiswa penanggung jawab program mengenai pentingnya keberadaan posyandu remaja bagi desa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembentukan struktur posyandu remaja melalui proses musyawarah yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta anggota mencakup seluruh remaja di Desa Plosorejo. Pada kegiatan tersebut kader posyandu remaja juga diberikan pelatihan pemeriksaan kesehatan sederhana seperti pengecekan tinggi badan, berat badan, cara perhitungan BMI, pengecekan tekanan darah, pemeriksaan lingkar lengan atas dan lingkar perut. Para kader pun turut dibekali pengetahuan terkait pentingnya pencegahan anemia dengan rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri yang sering menjadi faktor eksternal penyebab lahirnya anak stunting. Setelah diberikan pelatihan dan edukasi kegiatan dilanjutkan dengan sesi roleplay & tanya jawab interaktif serta diakhiri dengan foto bersama.
Pada hari kedua, Minggu (30/7), merupakan acara puncak dari program pembentukan dan pembinaan posyandu remaja yang diselenggarakan oleh tim KKN tematik 243. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan seluruh remaja Desa Plosorejo serta sekaligus menjadi ajang bagi kader dalam mengimplementasikan ilmu yang telah diberikan dari kegiatan pelatihan sebelumnya, sehingga kedepannya diharapkan kader remaja dapat secara mandiri melakukan pengecekan kesehatan rutin bulanan pada seluruh remaja di Desa Plosorejo. Susunan acara diawali dengan registrasi sebanyak 80 remaja dari seluruh dusun di Desa Plosorejo. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Bapak Satino selaku Kepala Desa Plosorejo. Beliau menyampaikan bahwa Pemerintah Desa Plosorejo menyambut baik program yang dilakukan oleh mahasiswa tim KKN Tematik 243 dalam rangka percepatan penurunan angka stunting berupa penginisiasian posyandu remaja di Desa Plosorejo.
Setelah pemberian sambutan dari Kepala Desa, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi pembentukan & perkenalan struktur pengurus Posyandu Remaja Desa Plosorejo yang baru saja dibentuk. Sesi tersebut dipimpin oleh perwakilan mahasiswa tim KKN Tematik 243, Noel Bintang Krisyandi, selaku penanggung jawab program. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, pubertas, cara menjaga kebersihan alat kelamin, penyakit menular seksual, pernikahan dini, dan anemia. Kegiatan edukasi tersebut juga berkesempatan dihadiri oleh pihak Puskesmas Kecamatan Kismantoro, bidang promosi kesehatan, yang memaparkan secara langsung kondisi kesehatan remaja di Kecamatan Kismantoro, khususnya Desa Plosorejo.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pengecekan kesehatan seluruh remaja Desa Plosorejo yang hadir oleh para kader dan mahasiswa tim KKN Tematik 243. Pengecekan kesehatan yang dilakukan secara mandiri oleh para kader meliputi pengecekan tinggi badan, berat badan, perhitungan BMI, pengecekan tekanan darah, pemeriksaan lingkar lengan atas dan lingkar perut. Sedangkan untuk pengecekan kadar Hb darah dilakukan oleh mahasiswa tim KKN Tematik 243 didampingi pihak puskesmas. Kegiatan pengecekan kesehatan dilengkapi dengan pendataan dalam buku monitoring kesehatan yang telah diinisiasikan dan diperbanyak oleh tim KKN Tematik 243. Pengecekan kesehatan juga disertai dengan pemberian edukasi secara singkat pada tiap remaja dengan indikasi gangguan kesehatan dan kegiatan meminum tablet tambah darah (TTD) bersama bagi remaja putri sebagai upaya dini pencegahan anemia yang dapat menjadi faktor pendukung lahirnya anak stunting. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar dan mendapat antusiasme tinggi dari para remaja. Kegiatan ini kemudian diakhiri dengan penutupan dan foto bersama dengan seluruh remaja Desa Plosorejo dan mahasiswa KKN Tematik 243 ‘Membangun Kesehatan Desa’.
Dalam pelaksanaan posyandu remaja, diperlukan peran aktif dari seluruh komponen. Utamanya kader posyandu remaja berupa pembinaan dari kader senior serta bidan desa setempat. Remaja sebagai calon orang tua merupakan target langkah awal pencegahan stunting. Dengan adanya pembekalan dan inisiasi yang telah dilakukan mahasiswa, harapannya, remaja yang terlibat dapat konsisten melaksanakan posyandu remaja agar target dan tujuan yang ingin dicapai yakni zero stunting pada 2024 dapat diwujudkan. Kegiatan ini juga dilakukan mengingat besar & pentingnya peran generasi muda dalam kontribusi memajukan kesejahteraan desa melalui pembangunan kesehatan yang holistik dan berkelanjutan terutama dalam permasalahan isu stunting di Indonesia.